Senin, 22 Juli 2013

Dongeng Anak: Kisah Kera Sang Raja

Dongeng Anak: Kisah Kera Sang Raja - Dongeng kali adalah tentang Kera sang raja. Kisah ini diawali dari sebuah hutan lebat yang memiliki banyak binatang penghuni hutan tersebut. Dikisahkan si Singa sang penguasa hutan telah mati ditembak oleh manusia, lalu diadakanlah rapat besar para penghuni hutan untuk menentukan siapa pengganti si Singa sang raja hutan.




Pertama yang dicalonkan adalah si Gajah, karena badannya besar dan cocok untuk mengganti si Singa, tetapi sang Gajah menolak mentah-mentah, alasannya dia tidak berlari kencang. Kemudian dipilih macan tutul, "Wah aku paling takut kalau ketemu dengan manusia" akunya. Kemudian ditunjuklah si Badak. "Aku memang memiliki badan kuat tapi kalau aku berlari sering menubruk pohon, gimana dong?". Akhirnya rapat binatang hutan itu menjadi buntu dan akhirnya semua terdiam.


Tiba-tiba dari kerumunan muncullah si Kera. "Pilih aku..pilih aku.!!" teriak si Kera. "Lihat aku khan mirip sekali dengan manusia dan aku bisa berbuat seperti manusia, lebih baik kalian memilih aku saja sebagai raja hutan" pintanya. Maka berundinglah para anggota hutan semuanya. Akhirnya si Kera terpilih menjadi raja hutan.


Setelah beberapa diangkat menjadi raja hutan, ternyata si Kera berbohong kepada penghuni hutan, sikapnya tidak mencerminkan seperti seorang raja, dia malah asik bermalas-malasan di kursi raja, makan seenaknya serta sering tidur dan tidak mau bekerja. Dan semua penghuni hutan menjadi tidak suka dengan kelakuan si Kera yang sudah menipu mereka untuk memilih dirinya menjadi raja.


Melihat kelakuan sang Kera, akhirnya seekor srigala menjadi iri dan dengki dengan prilaku si Kera. Suatu hari dengan sopan dia berkata pada si Kera sang raja "Wahai raja, bolehkah hamba mengajak paduka untuk melihat-lihat bagian hutan yang rusak akibat manusia?". "Oh boleh, mari kita lihat bersama, srigala".


Akhirnya mereka menuju tempat dimana si Srigala sudah menyiapkan banyak sekali makanan dan minuman. Dan apa yang terjadi ternyata si Kera malah girang bukan kepalang melihat makanan yang tersedia di tempat yang ditunjuk oleh si Srigala.


Namun apa yang terjadi, ternyata tempat itu adalah sebuah perangkap yang dibuat manusia untuk menangkap hewan yang ada di hutan itu. Tolong..tolong...tolong aku, srigala, bebaskan aku" si Kera berteriak minta tolong kepada srigala.


Teriakan si Kera mengundang para hewan di hutan itu untuk datang melihat apa yang terjadi. "Tubuhmu memang seperti manusia, tapi otak dan perilakumu belum bisa diangkat menjadi raja, dan kau telah menipu kami", akhirnya semua binatang yang melihat si kera terkurung di perangkap meninggalkan si Kera.

Dongeng Anak: Kisah Semut Dan Kepompong

Dongeng Anak: Kisah Semut Dan Kepompong - Dongeng Anak kali ini kisah tentang si Semut dan Si Kepompong. Begini ceritanya : tentang Kera yang menjadi raja. Nah sekarang kita akan membaca kisah yang lain yaitu
Dikisahkan ada sebuah hutan yang sangat lebat, tinggallah disana bermacam-macam hewan, mulai dari semut, gajah, harimau, badak, burung dan sebagainya. Pada suatu hari datanglah badai yang sangat dahsyat. Badai itu datang seketika sehingga membuat panik seluruh hewan penghuni hutan itu. Semua hewan panik dan berlari ketakutan menghindari badai yang datang tersebut.


Keesokan harinya, matahari muncul dengan sangat hangatnya dan kicauan burung terdengar dengan merdunya, namun apa yang terjadi? banyak pohon di hutan tersebut tumbang berserakan sehingga membuat hutan tersebut menjadi hutan yang berantakan.


Seekor
Kepompong sedang menangis dan bersedih akan apa yang telah terjadi di sebuah pohon yang sudah tumbang. "Hu..huu...betapa sedihnya kita, diterjang badai tapi tak ada tempat satupun yang aman untuk berlindung..huhu.." sedih sang Kepompong meratapi keadaan.

Dari balik tanah, muncullah seekor semut yang dengan sombongnya berkata "Hai kepompong, lihatlah aku, aku terlindungi dari badai kemarin, tidak seperti kau yang ada diatas tanah, lihat tubuhmu, kau hanya menempel di pohon yang tumbang dan tidak bisa berlindung dari badai" kata sang Semut dengan sombongnya.


Si Semut semakin sombong dan terus berkata demikian kepada semua hewan yang ada di hutan tersebut, sampai pada suatu hari si Semut berjalan diatas lumpur hidup. Si Semut tidak tahu kalau ia berjalan diatas lumpur hidup yang bisa menelan dan menariknya kedalam lumpur tersebut.


"Tolong...tolong....aku terjebak di lumpur hidup..tolong", teriak si semut. Lalu terdengar suara dari atas, "Kayaknya kamu lagi sedang kesulitan ya, semut?" si Semut menengok ke atas mencari sumber suara tadi, ternyata suara tadi berasal dari seekor kupu-kupu yang sedang terbang diatas lumpur hidup tadi.


"Siapa kau?" tanya si Semut galau. "Aku adalah kepompong yang waktu itu kau hina" jawab si Kupu-kupu. Semut merasa malu sekali dan meminta bantuan si Kupu-kupu untuk menolong dia dari lumpur yang menghisapnya. "Tolong aku kupu-kupu, aku minta maaf waktu itu aku sangat sombong sekali bisa bertahan dari badai cuma hanya karena aku berlindung dibawah tanah". Si kupu-kupu akhirnya menolong si Semut dan semutpun selamat serta berjanji ia tidak akan menghina semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di hutan tersebut.


Nah, hikmah yang bisa kita tarik dari dongeng diatas adalah, kita harus menyayangi dan menghormati semua makhluk ciptaan Tuhan. Intinya semua ciptaan Tuhan harus kita kasihi dan tidak boleh kita menghina makhluk yang lain.